Ibnu Majah berkata, bahwa Muhammad bin Abdullah bin Numair 
meriwayatkan kepada kami dari Ubay dan Waki’, dari al A’masy, dari 
Syaqiq, dari Abdullah, ia mengatakan, bahwa Rasulullah 
shallallahu’alaihi wasallam pernah bersabda, (selawat dan salam ke atas baginda)
“Akan terjadi menjelang Kiamat nanti hari-hari dimana ilmu agama 
ditarik dan kebodohan merajalela di mana-mana, serta terjadi berbagai 
bentuk kekacauan di seluruh penjuru bumi. Dan kekacauan dimaksud 
berbentuk pembunuhan.”
Demikianlah yang diriwayatkan oleh Imam al Bukhari dan Imam Muslim dari hadits al A’masy.
Ibnu Majah berkata, bahwa Abu Mu’awiyah meriwayatkan kepada kami dari
 Abu Malik al Asyja’i, dari Rabi’i bin Harasy, dari Hudzaifah bin al 
Yaman, ia mengatakan, bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam 
pernah menggambarkan,
“Islam akan berlalu sebagaimana memudarnya warna pada pakaian. Hingga
 tidak lagi diketahui apa itu puasa, solat, nusuk (sikap tunduk, 
patuh), dan tidak pula sedekah. Akan terjadi proses lupa terhadap al 
Qur’an dalam waktu satu malam dan tidak ada yang tersisa di atas bumi 
walau hanya satu ayat. Sampai ada suatu golongan dari manusia yang sudah
 renta, dimana mereka mengatakan, ‘Kami mendapati nenek moyang kami 
berpegang atas kalimat LA ILAHA ILLALLAH, maka kami pun 
mengucapkannya.’”
Shalah pun bertanya, “Apakah kalimat La ilaha illallah berguna bagi 
mereka, sedangkan mereka tidak mengetahui lagi apa itu shalat, puasa, 
nusuk, dan juga sedekah?” Hudzaifah pun memberikan penjelasan kepadanya 
secara berulang, hingga ia benar-benar memahami. Dimana, dalam setiap 
penjelasan ia mendapatkan perlawanan, sampai pada kali ketiga dari 
penjelasannya ia mengatakan, “Wahai Shalah, kalimat tersebut mampu 
menyelamatkan mereka dari siksa neraka.” Ucapan ini pun diulangnya, 
sampai Shalah benar-benar bisa memahaminya.
Semua itu menunjukkan, bahwa keberadaan ilmu akan ditarik dari sisi 
manusia pada akhir zaman, hingga al Qur’an terlupakan, baik yang ada 
dalam lembaran-lembaran (mushaf) ataupun dari dada manusia. Tinggallah 
manusia tanpa ilmu agama. Dimana kemudian orang-orang yang telah berusia
 senja memberitahukan, bahwa mereka pernah menemui suatu masa, yang mana
 masih ada orang yang bersaksi dengan kalimat La ilaha illallah dan 
mereka mengucapkan kalimat tersebut untuk mendekatkan diri kepada Allah.
 Sungguh kalimat tersebut sangat bermanfaat bagi mereka, meskipun mereka
 tidak mempunyai amal soleh, ilmu yang bermanfaat, dan lainnya.
Sementara perkataan Hudzaifah, “Menyelamatkan mereka dari keabadian 
seksa neraka,” boleh jadi mengandungi makna, bahwa kalimat tersebut mampu 
membentengi mereka dari kepedihan adzab neraka yang kekal.  Disebabkan 
pada saat pengucapannya tidak disertai dengan beban kewajiban berupa 
amal perbuatan yang telah diperintahkan setelah menunaikan kalimat 
tersebut, wallahu a’lam.
Namun, boleh juga mengandungi makna, bahwa kalimat tersebut dapat 
menyelamatkan mereka dari keabadian azab neraka setelah mereka 
memasukinya terlebih dahulu. Dan mungkin, inilah yang dimaksudkan bahwa 
Allah pernah berkata dalam sebuah hadits qudsi-Nya, “Demi kemuliaan dan 
keagungan-Ku, Aku sungguh akan mengeluarkan dari neraka orang yang 
dahulu pernah mengucapkan pada suatu hari kalimat La ilaha illallah.’” 
Dan boleh pula mereka itu berasal dari kelompok yang lain, wallahu a’lam.
Dengan kata lain, bahwa ilmu akan ditarik pada akhir zaman nanti 
sehingga kebodohan menyebar dan mendominasi kehidupan manusia. 
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits tersebut suatu berita bahwa akan 
merajalela kebodohan atau umat manusia pada masa itu didominasi oleh 
kejahilan berupa hasil dari pengkhianatan mereka. Kita berlindung kepada
 Allah dari mengalami kejadian seperti itu. Kemudian, keadaan akan tetap
 dan semakin bertambah buruk, hingga kesesatan terjadi di mana-mana dan 
berakhirlah kehidupan dunia, persis seperti yang tertera dalam hadits 
yang telah diberitakan oleh Rasulullah shallallahu’alahi wasallam yang 
jujur lagi dapat dipercayai dalam perkataan beliau, “Tidak akan terjadi 
Kiamat atas seseorang yang berkata La ilaha illallah. Dan tidak akan 
terjadi Kiamat, kecuali atas sejahat-jahat manusia.”
______________________________________________
- Muttafaqun ‘alaih, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al Bukhari, 
Jilid 1 hadits nombor 85. Juga oleh Imam Muslim, Jilid 4 bab Ilmu hadits 
nombor 10. Dan oleh Ibnu Majah, Jilid 2 hadits nombor 4050.
 
- Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Jilid 2 hadits nombor 4049.
 
- Ia yang sejenisnya adalah merupakan bagian dari hadits-hadits 
syafa’at yang telah diriwayatkan dalam Shahihain dan yang lainnya. Lihat
 pula kitab Jam’ al Ahadits al Qudsiyah (Jilid 4 Kitab asy Syafa’ah), 
cet Ar Rayyan li at Turats.
 
- Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Jilid 1 bab Iman hadits nombor 234.